Setelah melaksanakan sholat
Qobliyah Isyak, saya melihat 7 santri saya ramai. Dari kejauhan saya memberi
kode untuk diam dengan menaruh jari telunjuk menunjuk keatas dengan posisi jari
ada di depan mulut. Tetapi mereka tidak semakin diam, tetapi mereka berbisik
‘itu ustad, ustad sholat di sini.. ayo kesana’. Lalu mereka menghampiri saya dan bersaliman dengan saya satu persatu layak nya hari lebaran’, saya merasa tidak enak dengan jamaah yang lain.
‘itu ustad, ustad sholat di sini.. ayo kesana’. Lalu mereka menghampiri saya dan bersaliman dengan saya satu persatu layak nya hari lebaran’, saya merasa tidak enak dengan jamaah yang lain.
Setelah bersalaman tidak
sengaja saya melihat ada anak yang membawa mainan tembak-tembakan yang jika di
tekan tombolnya mainan tembak-tembakan tersebut dapat berbunyi. Pada waktu itu
saya ingin menegur langsung, namun waktu sudah Iqomah. Jadi saya hanya menatap
wajah anak itu dengan wajah marah dan meberi kode untuk menyembunyikan mainan tembak-tembakan.
Lalu si anak tersebut dengan sadar langsung memasukan tembaknya kedalam
celananya di depan perut (tidak di masukan saku, karena tidak cukup).
Setelah itu saya mengatur shaf shalat
para jamaah dan terutama mengendalikan santri saya tersebut. Agar para santri
saya tidak ramai, saya berada shalat di tengah-tengah mereka. Mereka pun
berhasil saya kendalikan untuk tidak ramai, namun ketika sujud tiba-tiba
terdengar suara mainan tembak-tembakan berbunyi. Mungkin karena di buat sujud
mainan tembak-tembak yang berada di celana anak tersebut tersebut tombolnya
tertekan dan berbunyi. Tidak hanya di sujud pertama, namun di setiap gerakan
sujud mainan tembak-tembakan tersebut berbunyi. Saya menjadi kurang kusyuk
ketika sholat, malu bercampur takut yang saya rasakan. Di tambah lagi teman
dari anak tersebut yang berada di sampingnya pun tertawa lirih di setiap sujud,
namun si anak diam merasa bersalah. Setelah shalat mereka pun langsung
bersalaman dengan saya dan meninggalakan shaft shalat. Entah karena takut atau
apa saya tidak tau.
Keesokan hari, ba’da ashar waktu mengaji
saya menasehati semua santri agar tidak membawa mainan ketika ke masjid. Santri
pun mendengarkan sambil bercanda dengan saya.
0 komentar:
Posting Komentar