Sabtu, 19 November 2016

Bilangan Genap dan Ganjil




وَالشَّفْعِ وَالْوَتْرِ (٣
“Demi yang genap dan yang ganjil.” (QS. Al-Fajr [89]: 3)

Mengapa Allah bersumpah atas nama bilangan genap dan ganjil?


Bilangan ganjil dan genap adalah jenis bilangan yang sering dipelajari dalam matematika.

Bilangan ganjil adalah bilangan yang tidak habis (mempunyai sisa) apabila dibagi 2. Bilangan ganjil ditandai dengan diakhiri salah satu angka 1,3,5,7,9.
Contoh: 1, 3, 4, 5, 7, 9, 11, 13, ... dst.

Bilangan genap adalah bilangan yang habis (tidak mempunyai sisa) apabila dibagi 2. Bilangan genap ditandai dengan diakhiri salah satu angka 0,2,4,6,8, Contoh: 2,4,6,8,10, 12, 14, ... dst.

0 tidak termasuk bilangan genap dan bilangan ganjil. Tetapi jika suatu bilangan diakhiri angka 0 merupakan bilangan genap.
Contoh: 10, 20, 30, 100, 200, 1000, 40000, 500000, dll.

Didalam kehidupan 0 menyatakan ada yang tiada dan tiada yang ada. Seperti kolong tempat tidur, ada. Tetapi jika di cari tempat tiangkat ternyata tidak ada.

Yang ganjil dicukupkan oleh yang genap. Mujahid mengatakan: “Segala makhluk yang dijadikan Allah ini adalah genap; Ada darat ada laut. Ada jin ada manusia. Ada matahari ada bulan. Ada kufur ada iman. Ada bahagia ada sengsara. Ada petunjuk ada kesesatan. Ada malam dan ada siang.

Tafsiran dari Mujahid ini dapatlah diperluas lagi; Ada bumi ada langit. Ada permulaan ada kesudahan. Ada lahir ada batin. Ada laki-laki dan ada perempuan.

Adapun yang tetap ganjil atau tunggal tak ada pasangannya ialah yang Maha Esa, berdiri sendirinya, yang tiada bersekutu dengan yang lain, yaitu Allah Tuhan kita.
“Katakanlah: ‘Dia-lah Allah, Yang Maha Esa’.” (QS. Al-Ikhlash [112]: 1)

Dan boleh juga kita jadikan peringatan Allah tentang genap dan ganjil ini merenungkan betapa pentingnya hisab, atau hitungan; sejak dari hitungan biasa sampai kepada mathematik atau wijskunde tertinggi yang selalu menjadi turutan dari yang ganjil dan yang genap, dan dengan ilmu hitung yang tinggi itu sampailah kita kepada kesimpulan, bahwa hanya ganjil juga permulaan hitungan, baik dipandang dari segi ilmu hitung, ataupun dari segi ilmu ukur. Dan pada SATU juga penutupnya. Dari Satu dimulai dengan SATU disudahi.

IG: @tamimzainuddin

0 komentar:

Posting Komentar